Rasulullah terluka, giginya patah, puluhan sahabat menjemput
syahadah. medan uhud bersejarah yang menoreh luka, tapi juga menancapkan
begitu banya hikmah.
sehari setelah kekalahan di Uhud,
Rasulullah begitu gelisah. bukan, ia bukan sedang meratapi kekalahan
atau kematian sahabat-sahabat unggulan. ia hanya sedang berfikir keras,
bagaimana cara agar setelah kekalahan ini, semangat kaum muslim tetap
terjaga, izzah da'wah tidak terinjak-injak. ia pun akhirnya
memerintahkan kepada beberapa sahabat utk mengejar pasukan kafir quraisy
ke Hamra Al As'ad. Bayangkan, hanya selang sehari setelah peperangan
meletihkan yang berujung kekalahan. tidakkah mereka letih? tidakkah
mereka masih berduka? ya benar, tapi andai kata mereka saat itu mereka
tidak mengikuti perintah Rasulullah, entah apa yg akan terjadi. karena
setibanya mereka di hamra al as'ad, mereka mendapati pasukan kafir
quraisy tengah menyusun rencana utk kembali menyerang Madinah. demi
mendengar kedatangan Rasulullah bersama beberapa sahabat, Allah
memunculkan rasa takut dalam dada mereka dan serta merta kembali ke
Makkah.
Ikhwah, kalah memang menyakitkan. tapi kita
tidak punya waktu utk berlama-lama meratapi nasib. lagipula, anggap saja
ini kesempatan kedua bagi kita yang mungkin belum berkontribusi.
sebagaimana seorang pemuda yang tidak ikut di perang uhud karena tidak
mendapat izin dari orang tuanya, tapi ia akhirnya mendapat kesempatan
utk berjihad dengan menyertai pasukan yang berangkat ke medan hamra
al-as'ad.
Wallahu'alam bis Showab
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman,” (QS Ali Imran:139).