Selasa, 12 Agustus 2014

Merancang Kematian


Sahabat badui itu menghadap Rasulullah, ditatapnya beliau penuh cinta sambil berkata "Duhai Rasulullah, bukan karena ini aku ikut berperang bersamamu. Demi Allah bukan karena ini. Akan tetapi, aku mengikutimu karena aku ingin agar suatu hari nanti aku terkena lemparan panah disini - sambil menunjuk kelehernya- sehingga aku terbunuh dan masuk Jannah".

Peristiwa tersebut saat para sahabat membagikan ghanimah yang memang berhak mereka terima usai sebuah peperangan. Yang lain menerima dengan suka cita, tapi tidak dengan sahabat badui ini. Ia malah menegaskan bahwa bukan itu yang menjadi orientasi nya selama ini.

Rasulullah kemudian bersabda "Jika engkau jujur kepada Allah, maka Allah akan membenarkan"

Tak lama sesudah itu, ia pun syahid dalam sebuah peperangan sesuai dengan kondisi yang ia cita-citakan : terkena anak panah di leher.

Rasanya sudah terlalu sering kita mendengar tentang strategi merancang kehidupan, bagaimana merencanakan hidup didunia dengan berbagai macam target, usia sekian lulus kuliah, usia sekian menikah, usia sekian harus punya rumah. Too many dunya stuffs in our life. Tapi seberapa sering kita merencanakan kematian? Seberapa sering kita meminta pada Allah untuk kelak dimatikan dalam kondisi spesifik seperti yang diminta oleh sang sahabat badui?

Kematian, seperti halnya Kehidupan, adalah rahasia Allah. tidak ada yang tau kapan datangnya. Tapi bukankah kita bisa memohon pada Allah untuk kelak mematikan kita dengan cara yang paling kita inginkan. Lihatlah permintaan Syaikh Ar Rantisi "Kita semua akan mati, baik karena serangan jantung atau karena Apache -pesawat tempur israel- , dan aku memilih untuk mati karena dirudal oleh apache". Sejarah mencatat, tubuhnya memang akhirnya koyak, hancur lebur karena rudal israel. Namun bibirnya tersenyum, karena memang itulah cita-cita nya yang tertinggi.

Merancang kematian akan membuat kita semakin zuhud terhadap dunia, menyadari betapa fana nya kenikmatan disini, bahwa semua pada waktunya nanti akan berakhir. Merancang kematian akan membuat kita akan semakin bersemangat beramal sholeh. sang sahabat badui begitu optimis menyambut seruan jihad karena memang ada yang ia kejar ditengah hunusan pedang dan gempuran anak panah, syaikh ar rantisi dengan gigih, tak kenal henti mengobarkan perlawanan terhadap bangsa israel karena ada yang ia inginkan dari rudal-rudal apache. 

Sadarlah, bahwa Kematian adalah satu-satu nya hal yang pasti dalam Kehidupan kita didunia.

Jadi, bagaimana engkau ingin dimatikan?

worldly life..



"merayakan ulang tahun di Paris. Tak ada lagi yang lebih baik dari ini" 
Tulis seorang gadis arab di akun sosial media nya

I seriously don't get it, gadis muda ini tinggal di Makkah, daerah yang kuhabiskan seluruh tabunganku pun belum cukup untuk kesana, tapi dia malah memilih menghambur-hamburkan uang, berlibur ke eropa, ke negara yang bahkan berjilbab saja susah.

this is life, akan ada banyak hal yang tak kita pahami. aku sendiri seperti tak mengenal siapapun. aku tak paham, mengapa ada yang begitu peduli pada perasaan nya sendiri  saat banyak hal besar terjadi diluar sana. kasarnya, ada yang tak mengeluh dengan tubuh mereka yang hancur berkeping-keping, namun masih saja ada yang sibuk dengan goresan duri kecil diujung jarinya, seolah dialah manusia paling menderita didunia. how irony.


Yang miskin ingin kaya, yang kaya tak bahagia.

Ah..dunia...

*first post after so long, don't even know what is this* lol xD