Senin, 17 November 2014

I love You and that's enough.



Cinta ternyata sesederhana ini, saat lelah tidak lagi terasa, saat keinginan untuk berkorban lebih besar dari biasanya, saat kita bangun dipagi hari dan punya satu alasan untuk terus bertahan hidup.

Cinta ternyata tak se complicated lagu-lagu mellow yang melulu tentang patah hati, tak dianggap dan dikhianati. dia tak sejahat itu. mungkin kita lah, manusia, yang membuatnya tampak seperti benda tak bernilai.

Cinta ternyata sesederhana ini, saat tak ada lagi yang menghitung untung dan rugi, saat yang ada hanya keinginan untuk terus memberi. seperti matahari yang terus memberi cahaya tanpa pernah mengeluh , walau panasnya sering membuat manusia menggerutu.

Cinta ternyata sesederhana ini, saat merasakannya saja sudah cukup. tanpa perlu alasan apalagi balasan dari yang dicintai.

Untukku cinta tak pernah membutuhkan apapun, ia adalah sebuah kata paripurna, yang dengan iman akan menjelma dalam bentuk energi. Untuk bekerja, Berkorban dan terus memberi.









Senin, 27 Oktober 2014

Anda Tak Tau Diri, Bu Susi.




Sekitar 3 pekan lalu seorang pria usia 50an keluar dari kantor sekolah tempat saya bekerja. Matanya berkaca-kaca, raut wajahnya tak tergambar, perpaduan antara sedih, marah dan kecewa. Betapa tidak, untuk kesekian kalinya dia harus memenuhi panggilan dari pihak sekolah karena kelakuan putra tunggalnya. kali ini karena rokok. Ya, siswa kelas 2 SMP dengan santainya membawa rokok ke sekolah, merokok diam-diam di jam istirahat, bahkan mempengaruhi teman-teman nya untuk ikut merokok.

Bisa saya bayangkan berkecamuknya pikiran Sang Bapak. Jangankan beliau, saya yang hanya guru dari putranya saja merasa sangat galau "dimana salah saya?" "apa saya gagal memberi contoh?".

4 tahun menjalani profesi sebagai guru, saya sangat berusaha keras memberi teladan terbaik untuk seluruh murid. Saya sangat hati-hati dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Karena saya yakin, mereka akan mencontoh apa yang saya katakan dan lakukan. Boro-boro urusan merokok yang memang sangat merusak, perkara kecil seperti kebiasaan makan minum, film yang layak ditonton, musik yang layak didengar, kebersihan kuku sampai cara berpakaian saja harus dicontohkan. Mereka ini anak-anak polos, seperti kertas putih yang akan terwarnai dengan apapun yang ada disekitar mereka.

Lalu hari ini ada seorang Menteri, pejabat publik negara, perempuan pula, dengan santai nya merokok dihadapan awak media, ditonton oleh jutaan anak Negeri. Dalihnya "beginilah saya". Dia bahkan dengan bangga mengatakan kalau dia bertatto. WHAT THE H*LL!

Saya tak ada urusan dengan kebiasaan dan pola hidup seseorang, itu pilihan dari yang bersangkutan. saya tak peduli dengan berapa batang rokok yang dia habiskan sehari atau berapa banyak tatto yang dia punya. Jika saja dia bukan seorang pejabat negara, jika saja dia tidak melakukannya dihadapan umum, mungkin saya tidak akan sesewot ini.

Apa yang harus saya sampaikan jika besok murid-murid saya bertanya "Menteri saja boleh ngerokok, kenapa kami gak boleh?" atau "Berarti Tatto itu bukan sesuatu yang buruk, buktinya Ibu-Ibu tatto-an aja bisa jadi Menteri"

Jadi maaf, terlepas dari kehebatan bisnis dan perjalanan hidupnya yang mengesankan, saya harus mengatakan bahwa Ibu Susi tak tau diri dan tak tau posisi. Mungkin harus ada yang menyadarkannya bahwa saat ini dia bukan lagi pengusaha ikan di pangandaran melainkan seorang pejabat publik yang tingkah lakunya harus bisa jadi contoh. Tak boleh ada lagi "Beginilah Saya", karena sekarang dia adalah milik Negara.

Kalau tak dirubah, mungkin besok atau lusa, akan semakin banyak orang tua yang harus keluar dari kantor kepala sekolah dengan wajah lesu, karena putra-putrinya ketahuan merokok dengan dalih "Bu Menteri aja ngerokok!".

Tolong, ini tentang masa depan anak Negeri!






Minggu, 26 Oktober 2014

Selamat Bekerja Kabinet Kerja

Formasi Kabinet Kerja Jokowi-JK akhirnya resmi diumumkan. Beragam reaksi yang muncul dari masyarakat. Ada yang puas, ada yang bangga karena tokoh idolanya akhirnya mendapat amanah sebagai menteri, ada yang terheran-heran, bahkan ada yang (mungkin) kecewa.
Terlepas dari semua reaksi di atas, yang menarik bagi saya adalah komentar 'nyinyir' dari sebagian orang yang menganggap banyaknya fitnah yang bertebaran seputar penentuan kabinet ini. Mungkin kita masih ingat, berbagai kekhawatiran yang muncul sebelum kabinet ini resmi dilauncing. Mulai dari kekhawatiran ditunjuknya politisi-politisi liberal sebagai menteri, masuknya jalaludin rahmat dalam formasi, sampai isu akan dihapusnya kementrian agama.

Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut tidak dapat dibendung mengingat arus informasi yang meluap-luap didunia internet. Perkara yang bisa jadi awalnya hanya lintasan pikiran seseorang, seketika bisa berubah menjadi opini publik. Sesuatu yang mulanya hanya hasil analisa segelintir orang, bisa dipercaya oleh ratusan ribu bahkan jutaan manusia setelah disebarkan lewat media internet. Dan harus kita akui, Internet memberikan kita ruang yang tak bisa kita dapatkan melalui media-media mainstream : kebebasan beropini, kesempatan untuk didengar dan peluang untuk mempengaruhi banyak orang tanpa harus terbentur dengan berbagai macam kepentingan.

Kembali ke formasi kabinet, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran tersebut tidak terbukti. Nyatanya kita tidak melihat ada nama Rieke atau Eva Sundari dijajaran kabinet, tak ada Jalaluddin Rahmat si petinggi syiah, kementrian agama pun masih ada dan dipercayakan pada politisi dari partai islam.

Lah, berarti semua isu yang berkembang sebelumnya cuma fitnah?. Tidak juga, karena bisa jadi hal tersebut memang sempat masuk dalam wacana presiden dan wakil presiden terpilih. Mungkin saja nama-nama tersebut memang dipertimbangkan untuk masuk ke jajaran kabinet dan dicoret lantas resistensi yang cukup tinggi ditunjukkan oleh netizen (ingat, mayoritas mereka yang aktif didunia maya adalah kalangan berpendidikan). Tidak munculnya Jalaludin Rahmat atau tetap eksisnya Kementrian Agama, disadari atau tidak, bisa saja karena Presiden kita tidak ingin menimbulkan resistensi tinggi masyarakat kelas menengah pada pemerintahan.

semua berhak bicara. Jangan hanya karena suara netizen sebelumnya berbeda dengan fakta hari ini lantas ada yang mengeneralisir semuanya sebagai fitnah.

However, selamat bekerja Kabinet Kerja. terlepas dari ketidaksukaan saya dengan beberapa pos yang menurut saya tidak diisi oleh orang yang pas (Marwan Ja'far yang pernah terbukti melakukan plagiat atau Puan Maharani yang ujug-ujug jadi Menko misalnya) saya ucapkan selamat mengemban amanah, semoga Tuhan selalu memberi petunjuk. Ingat, 250 juta manusia menggantungkan harapannya pada kalian.

Ps. Terima kasih para netizen yg kemarin-kemarin sangat keras menolak kehadiran aktivis liberal dalam kabinet, menolak Jalaludin Rahmat. Ternyata suara Kalian cukup didengar :D 

Jumat, 17 Oktober 2014

Salim dan Fenomena Anak Bawang




Sahabat mulia ini awalnya hanya seorang budak belian yang dimerdekakan, ia dikenal dengan nama Salim Maula Abu Hudzaifah. Ya, bahkan nama ayahnya pun tak pernah dikenal dalam sejarah. Dia bukan siapa-siapa, sampai akhirnya Allah meninggikan derajatnya dengan Islam. 

Pasca fathu makkah, pasukan kaum muslimin yang dipimpin Khalid bin Walid RA menjalankan misi penyebaran islam ke perkampungan-perkampungan arab dipinggiran kota makkah. Untuk berdakwah, bukan untuk berperang. Namun dalam sebuah ekspedisi, Khalid terpaksa menggunakan senjatanya dan terjadi lah pertumpahan darah. Entah berapa banyak orang yang dia bunuh.
Sewaktu peristiwa ini sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memohon ampun kepada Allah amat lama sekali sambil berkata: “Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh Khalid … !”

Salim yang ikut dalam misi tersebut, demi melihat perbuatan Khalid, menegurnya dan menjelaskan letak kesalahan-kesalahannya. Khalid bin Waild, bangsawan quraisy, panglima perang yang tak pernah kalah itu di tegur keras oleh seorang mantan budak berkulit hitam. Tak sedikitpun Salim takut menyampaikan kebenaran apalagi bermulut manis karena ia memandang Khalid bukanlah lagi sebagai seorang bangsawan arab dan panglima perang, melainkan sebagai seorang saudara yang wajib ia nasihati.

Sepulang dari misi tersebut, Rasulullah bertanya “adakah yang menyanggah Khalid?”. Alangkah harunya saat para sahabat menjawab “Ada, Salim menegur dan menyanggahnya”

Rasanya tak layak kita membandingkan siapapun dengan Salim Maula Abu Hudzaifah, Sahabat Mulia yang bahkan disebut oleh Rasulullah sebagai satu dari 4 pemikul Al Qur’an. Tapi, alangkah baiknya jika saat ini kita mulai belajar untuk tidak menilai seseorang dengan strata manusia. Bukan dari hartanya, dari keturunannya atau dari jabatannya dalam struktur dakwah. 

Kita harus belajar mendengar kritik dari para mutarobbi, belajar menerima sanggahan dari orang-orang dengan usia idelogis dan biologis jauh lebih muda dari kita tanpa harus menganggapnya sebagai pembangkang. Karena sesungguhnya kita tak pernah tahu, bisa jadi orang-orang tak bernama yang selalu kita anggap sebagai anak bawang, justru mereka lah, yang dengan amalan-amalan kecilnya, memiliki posisi lebih mulia karena disebut berulang-ulang namanya oleh para malaikat dihadapan Allah.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Belajar dari Matahari

<align="justify">

Ia adalah pusat dari seluruh kehidupan di tata surya, tanpanya bumi ini gelap gulita, tapi walau merasa besar. ia tidak pernah  lupa untuk terbenam, ia juga tidak pernah ngambek dan menolak untuk terbit dipagi hari walau sehari sebelumnya banyak   manusia menggerutu dan mengutuk suhu panasnya.

Begitulah matahari, salah satu ciptaan sekaligus bukti kebesaran Allah. Namanya  bahkan disebut 42 kali dalam alqur'an.  Ukuran nya berjuta kali ukuran bumi,    panasnya mencapai jutaan derajat celcius. Konon, jika ia sedikit saja lebih dekat dengan bumi, kita semua akan terbakar dan kalau sedikit saja ia lebih jauh, maka    takkan ada kehidupan di planet ini.    subhanAllah.

Mestinya kita belajar dari matahari, walau dengan segala kehebatannya tetap patuh pada Dzat yang menciptakannya. Mestinya kita belajar pada matahari, walau    dengan segala kontribusinya pada bumi,  ia tetap ikhlas meminjamkan cahayanya, memberi kesempatan pada bulan untuk bersinar dan dipuji keindahan nya pada malam hari. Mestinya kita belajar pada matahari, yang tak pernah jenuh menjalankan tugas yang sama terus menerus, terbit dan terbenam sesuai perintah dari Rabb Nya.

Mestinya kita belajar dr matahari

Jumat, 19 September 2014

somebody to You - The Vamps (Cover by Raef inshaAllah) :D



I used to wanna be
Living like there's only me
But now I spend my time
Thinking 'bout ways to be a bit kind

I used to be so down
Never really moving on
then You show me some love
Giving me a reason to be tough

without You Lord, I'd falling
couldn’t  even talk, would stuttering
This life of mine was nothing

All I wanna be, all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to You
All I wanna be, all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to You

Everybody's tryna be a billionaire
But every time I think of You I just don't care
'Cause all I wanna be, all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to You

I used to ride around
I didn't  wanna  settle down
But now I wake each day
thinking ‘bout  Jannah, how to find my way

I've got Your Holy Book
But Lord I need more than that
I need to get Your Bless
Nothing ever mattered to me more than this




without You Lord, I'd falling
couldn’t  even talk, would stuttering
This life of mine was nothing


Everybody's tryna be a billionaire
But every time I think of You I just don't care
'Cause all I wanna be, all I ever wanna be, yeah, yeah
Is somebody to You


here's the original song : http://www.youtube.com/watch?v=TxPX0V9kYuE 

Enchanted




Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku..
(GIE)

*ps:don't think romantically*

Kita terlanjur tau, bahwa setiap masa akan ada akhirnya. ditandai dengan bermulanya masa yang lain. rasanya tak perlu siapapun lagi untuk menceramahi kita tentang esensi takdir, tentang pengetahuan Sang Maha Pencipta yang bahkan meliputi alam semesta, apalagi hanya sekedar garis kehidupan dua anak manusia seperti kita.

yang tak pernah kita tau adalah bagaimana reaksi kita menghadapi takdir? bagaimana cara kita memandang hidup setelah rel kehidupan bergeser? karena terkadang manusia hanya bisa berjanji. Duhai, kita tidak setangguh Ibunda Khadijah, yang namanya bahkan telah tercatat di syurga, kita tak memiliki keikhlasan Hajar, ketangguhan Asma, atau kesabaran Fatimah. kita hanya dua orang manusia akhir zaman. mari berharap setidaknya kita tidak ditakdirkan untuk menyerah pada akhirnya.

apa yang digenggam oleh masa depan, sepenuhnya adalah misteri. kita cukup meyakini, bahwa Tuhan tak mungkin lalai dalam mengurusi seluruh penduduk bumi.

untukmu yang akan menjalani takdir baru, semoga kita terus berjalan seiring seirama, hingga kaki menyentuh Syurga.

Kamis, 18 September 2014

Don't Chase the 'Quaffle' if You See the 'Snitch'




Pagi tadi saya menulis sebuah status di bbm don't chase the quaffle if you see the snitch, seorang kawan kemudian bertanya apa maksud nya. Berhubung yang bersangkutan bukan penggemar serial Harry Potter, jadilah saya harus menjelaskan secara rinci, every details. About life and quidditch.

Quidditch. Yang pernah membaca atau menonton serial Harry Potter pasti tau permainan ini. Semacam sepakbola yang dimainkan dengan mengendarai sapu terbang. Bedanya, satu tim sepakbola terdiri dari 11 orang, dengan berbagai macam posisi mulai dari bek sampai penyerang sedangkan dalam permainan quidditch satu tim hanya terdiri dari 7 orang pemain yang mengisi 4 posisi : 3 orang chaser, 2 beater, 1 keeper dan 1 orang seeker. Perbedaan lain nya, kalau sepakbola hanya menggunakan satu bola yang harus di giring ke gawang, quidditch punya 3 jenis bola yang penanganan nya berbeda dan harus ditangani oleh pemain di posisi yang berbeda pula.

Bola pertama bernama Quaffle, bentuknya besar, seukuran bola kaki dan sama sekali tidak berbahaya. Bola jenis ini hanya boleh di tangani oleh para chaser. mereka bertugas membawa bola dan memasukkan nya ke salah satu dari 3 lubang gawang yang dijaga oleh keeper tim lawan. Setiap bola yang masuk bernilai 10 poin.

Yang kedua, Bludger. extremely dangerous. ukuran nya lebih kecil dari quaffle, liar dan punya satu tugas yaitu melukai pemain. Nah, para beater yang dibekali tongkat pemukul (sejenis dengan pemukul bola di permainan baseball) bertugas memukul dan mengarahkan bludger agar mengenai pemain lawan. Kalau sampai tersentuh bola ini, you're done. Bisa jadi kau baru akan terbangun di rumah sakit 2 pekan kemudian :D

Bola terakhir bernama the golden snitch, bola keemasan berukuran kecil seperti bola pingpong, bersayap, dan terbang sangat cepat. Tim manapun yang menangkap bola ini lebih dahulu akan langsung dinobatkan sebagai pemenang. Masalah nya, tak semua pemain boleh menyentuhnya. Hanya satu orang yang berhak, Seeker. sesuai namanya, pemain diposisi ini bertugas mencari dan menangkap the golden snitch. alasan yang cukup untuk menjadikan seeker sebagai posisi paling prestisius.

Anggaplah hidup seperti permainan quidditch dan kita, manusia, sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna berperan sebagai seeker (ingat, ini adalah posisi paling prestisius). Adalah sebuah kekeliruan jika kita malah sibuk mengejar quaffle yang nilai nya tak seberapa atau membuang-buang waktu dengan terus menerus mengarahkan bludger agar melukai orang lain. We are better than that.

karena sebanyak apapun quaffle yang kita lesakkan kedalam gawang atau sesering apapun bludger yang kita pukul mengenai orang lain, semua akan sia-sia jika tim lain lebih dulu menangkap golden snitch.

kadang kita hidup dengan cara yang sangat kompleks, sibuk mengejar dunia yang takkan pernah ada habisnya atau yang lebih buruk menghabiskan begitu banyak waktu untuk menyakiti orang lain, seolah kita akan sangat terluka jika mereka bahagia. Kita lupa satu hal, bahwa kehidupan kita cuma punya satu tujuan : mencari keberkahan dari Sang Pencipta. barang siapa yang menemukan nya, ialah yang akan jadi pemenang, sesiapa yang hingga akhir hayatnya tak pernah mendapatkannya, maka semua yang sudah pernah dia lakukan sebelumnya hanya seperti buih di lautan, terlihat banyak tapi tak berarus, sia-sia.

Jadilah seorang seeker yang fokus, Don't Chase The Quaffle, if you see the Snitch.



*ps. this game is not exist, but if it was, then it's gonna be the only one game that can equal football. GO GRYFFINDOR :D *










Rabu, 10 September 2014

Marry the Smart, Not The Handsome *just a silly notes :D *



so one day, i accidentally watched a quiz on tv while preparing my stuff for tomorrow's schedule. 7 questions, 1 Million dollar money. answer all questions correctly and all the money will be yours. each question have 4 possible answers, put your money on your answer, if your answer is correct the money will stay, otherwise, it's gonna be dropped. simply as that

well it's not about the money, it's about the way you win it. the participants that night were husband and wife (this is the first time I watch this quiz, i barely watch TV if it's not a football match :P, and i guess that's kind of requirement to join the quiz, you must be a couple). so, this husband and wife, Steve and Jennifer, married couple with 2 daughters, they are incredibly amazing. well, again..it's not the amount of money which they won but the way the answered the questions, the teamwork they showed on the game.

Steve is a brilliant husband, I guess he knows almost everything. he knows which one from Private Ryan, Captain America and Colonel Mustard got the highest position on a military service, he knows the result of 2009 Harris poll on what Ice Cream topping American most like, what is the oldest advertisement icon in america, which brand was found in Texas, and even know who earn more money, Ben Affleck or Matt Damon haha xD (if I ask him, who is the all time top scorer of FC Barcelona, maybe he could also answer it correctly)

and Jennifer, a woman who did her job as a wife perfectly. help her husband to make a decision, and put her trust 100% on him. she's smart as well, perhaps smarter than her husband..but whenever Steve made a decision, she only said "alright, if you're sure about that, then it must be the answer" isn't it lovely?

they got 240.000 dollar in the end after doing several speculations during the game. but it's still a tremendous amount of money.

lesson learned ladies, get married with a smart man and the money will follow  :D

-- don't know if it sounds legit or not..lol.. --

Minggu, 07 September 2014

Monsters don’t sleep under your bed, they sleep inside your head



Dulu sewaktu kecil sering ketakutan usai menonton film genre horror, bagaimana kalau tiba-tiba hantunya ternyata muncul dari bawah tempat tidur? Bodoh memang, namanya juga anak kecil..hehe..

Saat tumbuh dewasa, apalagi sejak tarbiyah, aku mulai sadar bahwa hantu, syaithon, iblis, atau jin tidaklah bersembunyi dibawah tempat tidur melainkan ada dalam diri kita, bersemayam dalam qolbu dan terus menerus membisikkan bujuk rayu dan tipu daya. Prasangka buruk, iri, dengki, sombong, gelisah, was-was, bahkan ketidakmampuan untuk khusyu’ dalam ibadah, pangkal awalnya adalah kita tak cukup kuat dalam mengingat Allah sehingga qolbu di penuhi dengan bisikan syaithan. Begitulah, bukan tanpa alasan, ia memang makhluk yang diberi mandat oleh Allah untuk menggoda manusia. Bayangkan betapa ‘profesional’ nya mereka.


Kata Sun Tzu dalam ‘the art of war’ nya yang fenomenal, kalau kita hendak memenangkan peperangan syaratnya adalah kenali diri sendiri dan kenali lawan. Dulu di awal-awal berjilbab dan mulai rutin ikut mentoring dikampus, seorang kawan berkata dengan nada agak sinis “kamu koq akhir-akhir ini seringnya bareng anak-anak mushola? Pasti karena ngerasa sama-sama sholehah ya”, sesungguhnya saat itu dia salah besar, justru karena aku sadar dengan potensi maksiatku yang sangat besar sehingga aku memilih mereka sebagai kawan karib, agar potensi maksiatku ini tertekan dan tak mendapat saluran. Entah apa yang terjadi kalau saat itu aku malah membiarkan semua potensi itu meluap-luap. Na’udzu billah min dzalik.

Kenali diri, kenali syaithan (bukan ditakuti lho ya), kenali jenis-jenis bisikan nya, banyak-banyak lah memohon pada Allah agar diberi perlindungan. Semoga kita tidak tergoda untuk mengikuti langkah-langkah syaithan yang memang selalu tampak indah namun berakhir di neraka, na’udzu billah min dzalik.

Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia, Raja manusia (Malikinnaas), Sembahan manusia (Illahinnas), dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia (Surah An Nas : 1-6)

*nyoret-nyoret sambil ngulang2 murottal surah al mujadilah, knp pula ini surah gak kelar2 dihapal, bisa jadi karena pengaruh bisikan syaithan..hehe..LAWAN..!!“

Sabtu, 06 September 2014

Cukup Letakkan Gelasnya




Seorang dosen memulai kuliah dengan memegang sebuah gelas berisi air, “kira-kira berapa berat gelas ini” Tanya nya pada para mahasiswa sambil mengangkat gelas tersebut pada posisi agak tinggi hingga seluruh mahasiswa dalam ruangan bisa melihatnya.

“50 gram..100 gram..150 gram..entahlah” jawab seorang mahasiswa
“well, kita takkan tahu jika tak menimbang nya” jawab sang dosen diiringi tawa kecil para mahasiswa
“pertanyaan nya adalah apa yang akan terjadi kalau saya mengangkat gelas ini selama 3 menit?” lanjutnya
“tidak akan terjadi apa-apa” kali ini jawaban seorang mahasiswa terdengar sangat meyakinkan
Dosen tersebut masih melanjutkan “kalau saya mengangkatnya selama sejam”
“wah..tangan anda akan keram prof” jawab si mahasiswa
“bagaimana kalau aku mengangkatnya seharian?”Tanya sang dosen belum puas
“entahlah, mungkin tangan anda akan mati rasa, beberapa otot akan terluka mungkin juga lumpuh. Dan yang jelas anda harus dibawa kerumah sakit ” seisi ruangan tertawa
“betul sekali, lantas apakah berat gelas ini akan berubah?”
“tidak prof”
“lalu apa yang harus saya lakukan supaya hal-hal buruk diatas tak perlu terjadi?”sang dosen terus bertanya
“anda tak boleh lupa untuk meletakkan gelasnya”
“persis, jangan mengangkat gelasnya terlalu lama”

Masalah hidup layaknya gelas tadi, semakin lama kita bawa, semakin lama kita akan terbebani, semakin menderita pula kita pada akhirnya. Bobot masalah takkan berubah sedikitpun hanya karena kita begitu lama dan dalam memikirkan nya. Benar bahwa setiap masalah memang harus difikirkan untuk dicari solusinya, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mempercayakan semua pada Allah, bahwa ditanganNya lah segala kuasa. Dia yang mengatur alam semesta, menjaga keseimbangan bumi, sangat mustahil jika Dia lupa memberi kita jalan keluar. 

“Dialah yang telah menurunkan keterangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka ( yang telah ada ). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana” (Qs. Al Fath : 4)


Ketenangan hati adalak bukti kuatnya iman, sebaliknya kita harus hati-hati saat dilanda terlalu banyak kegelisahan, seolah masalah kita sangat besar, hingga merasa sebagai manusia paling menderita. Karena bisa jadi saat itu iman kita berada di titik nadir hingga syaithan leluasa menggoda.

Ps. Hidup lah dengan semangat pemburu syurga, niscaya takkan ada masalah yang terlalu berat terasa :)

*Diterjemahkan dari Islamic Thinking, dengan berbagai penyesuaian*
 





Selasa, 12 Agustus 2014

Merancang Kematian


Sahabat badui itu menghadap Rasulullah, ditatapnya beliau penuh cinta sambil berkata "Duhai Rasulullah, bukan karena ini aku ikut berperang bersamamu. Demi Allah bukan karena ini. Akan tetapi, aku mengikutimu karena aku ingin agar suatu hari nanti aku terkena lemparan panah disini - sambil menunjuk kelehernya- sehingga aku terbunuh dan masuk Jannah".

Peristiwa tersebut saat para sahabat membagikan ghanimah yang memang berhak mereka terima usai sebuah peperangan. Yang lain menerima dengan suka cita, tapi tidak dengan sahabat badui ini. Ia malah menegaskan bahwa bukan itu yang menjadi orientasi nya selama ini.

Rasulullah kemudian bersabda "Jika engkau jujur kepada Allah, maka Allah akan membenarkan"

Tak lama sesudah itu, ia pun syahid dalam sebuah peperangan sesuai dengan kondisi yang ia cita-citakan : terkena anak panah di leher.

Rasanya sudah terlalu sering kita mendengar tentang strategi merancang kehidupan, bagaimana merencanakan hidup didunia dengan berbagai macam target, usia sekian lulus kuliah, usia sekian menikah, usia sekian harus punya rumah. Too many dunya stuffs in our life. Tapi seberapa sering kita merencanakan kematian? Seberapa sering kita meminta pada Allah untuk kelak dimatikan dalam kondisi spesifik seperti yang diminta oleh sang sahabat badui?

Kematian, seperti halnya Kehidupan, adalah rahasia Allah. tidak ada yang tau kapan datangnya. Tapi bukankah kita bisa memohon pada Allah untuk kelak mematikan kita dengan cara yang paling kita inginkan. Lihatlah permintaan Syaikh Ar Rantisi "Kita semua akan mati, baik karena serangan jantung atau karena Apache -pesawat tempur israel- , dan aku memilih untuk mati karena dirudal oleh apache". Sejarah mencatat, tubuhnya memang akhirnya koyak, hancur lebur karena rudal israel. Namun bibirnya tersenyum, karena memang itulah cita-cita nya yang tertinggi.

Merancang kematian akan membuat kita semakin zuhud terhadap dunia, menyadari betapa fana nya kenikmatan disini, bahwa semua pada waktunya nanti akan berakhir. Merancang kematian akan membuat kita akan semakin bersemangat beramal sholeh. sang sahabat badui begitu optimis menyambut seruan jihad karena memang ada yang ia kejar ditengah hunusan pedang dan gempuran anak panah, syaikh ar rantisi dengan gigih, tak kenal henti mengobarkan perlawanan terhadap bangsa israel karena ada yang ia inginkan dari rudal-rudal apache. 

Sadarlah, bahwa Kematian adalah satu-satu nya hal yang pasti dalam Kehidupan kita didunia.

Jadi, bagaimana engkau ingin dimatikan?