Alkisah di sebuah negeri antah berantah, sang Raja terkena penyakit yang sangat menggenaskan dan mematikan. Menurut keterangan para tabib kerajaan, penyakit itu hanya bisa sembuh jika sang raja memakan empedu seorang pemuda dengan kriteria tertentu.
setelah melalui pencarian panjang, di temukan lah seorang pemuda dengan kriteria seperti yang ditentukan para tabib. mahkamah agung dengan jaksa-jaksa nya yg terhormat mengambil keputusan boleh menumpahkan darah sang pemuda untuk menyelamatkan sang raja.
Raja memberikan harta yang berlimpah kepada orang tua sang pemuda agar mereka mengikhlaskan putranya untuk dibunuh, lagi-lagi demi keselamatan sang raja, menghindarkan sang raja dari kematian. menyembuhkan penyakit nya yang menggenaskan itu
Tibalah hari dimana sang pemuda akan di eksekusi. Dengan diantar kedua orangtuanya ke hadapan Raja. sesaat sebelum Algojo memenggal kepalanya, sang pemuda mendongak ke langit sambil tersenyum. Raja yang heran bertanya dengan nada tinggi "dalam kondisi seperti ini kau masih bisa tersenyum???" Sang pemuda menjawab dengan tenang" lantas kepada siapa lagi aku harus berharap, orang tua seharusnya menjadi pelindung bagi anaknya, Raja harusnya menjadi pengayom rakyat, dan Jaksa harusnya memberikan keadilan. tapi hari ini, orang tuaku mengantarkan ku pada kematian demi harta dunia, Raja mengorbankan Rakyat demi menyelamatkan dirinya sendiri, dan jaksa sama sekali tak memberikan keadilan dengan putusan nya. maka aku hanya bisa berharap pada Tuhan, akan kucari pertolongan dimana kekuasaanmu tak bisa menyentuhnya"
Sang Raja langsung terpekur, menangis dan langsung memeluk sang pemuda sambil terisak "lebih baik aku binasa daripada harus membunuh mu Nak..."
konon setelah itu,Sang Raja Sembuh dari penyakitnya....
ini hanya sebuah dongeng yang tak memiliki sumber ilmiah, tapi ada sebuah pelajaran yang harusnya menjadi hikmah bagi siapapun.
"JIKA INGIN MENYEMBUHKAN "PENYAKIT PENGUASA", MAKA DENGARKANLAH KATA-KATA PEMUDA YANG MASIH BERSIH HATINYA..DENGARKAN DAN JANGAN DIBUNUH...